Kamis, 30 April 2015

Hidup itu sederhana

segala kebaikan tak kan terhapus oleh kepahitan
kulapangkan resah jiwa
karna ku percaya kan berujung indah
..

Sebuah lirik lagu yang diambil dari band PADI.
Pasti kalian pernah denger kan?


Ada beberapa hal yang terlewati begitu saja di hidup ini tanpa berhasil kita maknai.


Mari simak catatan yang satu ini..


Saat bangun di pagi hari apakah yang kalian inginkan?
Tentu saja kita berharap agar urusan hari ini lancar, tidak ada masalah ataupun kendala yang bisa menghambat urusan kita. Intinya hari ini kita ingin bahagia!


Pertanyaanya bagaimanakah caranya?
Jika bahagia dan sedih adalah sebuah pilihan bisakah kita memilih selalu bahagia?
Jawabannya sederhana.


Tentu saja bisa.


Lalu bagaimana cara kita menyikapinya? Bukankah masalah setiap hari yang membuat hati kita gundah selalu ada?


Betul memang. Jika kita ingin bahagia namun menemukan hal-hal yang menyedihkan, ingatlah bahwa kesedihan yang Allah berikan kepada kita pasti ada hikmah di dalamnya.
Indah, bahagia, dan sederhana bukan sesuatu yang rumit. Seseorang menginginkan kebahagiaan resepnya cukup sederhana. Anggaplah hidup sebagai karunia. Karena Allah pun telah memberikan yang terbaik buat kita dengan karunia tersebut. Ia lebih tau tentang kita daripada kita sendiri. Seperti firman-Nya
    “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Menjadikan hidup indah dan bahagia itu cukup sederhana. Bersyukur ketika mendapat anugrah, bersabar saat mendapat musibah, dan jangan lupa berprasangka baik kepada-Nya. Karena Allah selalu memberikan yang terbaik buat kita asal kita memenuhi hak-Nya. Asal kita merasa bahwa yang di berikan kepada kita adalah yang terbaik. Insya Allah kebahagiaan akan menyelimuti kita meskipun musibah sedang menimpa kita.


Berani coba??

Sabtu, 18 April 2015

Bukan dari Apa-Apa

Keluarga.

Apa yang kalian pikirkan tentang sebuah arti dari kata “keluarga”

Dengan adanya sosok ayah, ibu, kakak atau adik yang mengelilingi kehidupanmu.

Seberapa berartikah mereka buatmu

Seberapa pentingkah mereka bagimu?

Pernahkah kamu berfikiran betapa beruntungnya kamu dilahirkan dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga seperti ini?

Dan,

Ketika kalian kecil, pernahkah kalian menggambar sosok sebuah keluarga?

Siapa sajakah yang bakal kalian gambar?

Sosok ayah, ibu, kakak, dan diri kita sendiri

Samakah?

Kalau iya, berarti masa kecil anda terselamatkan. Hahaa




Kenalin, aku bungsu dari 4bersaudara. Awal kepikiran buat nulis blog ini karena aku pengin kalian tahu bahwa hidup bukan sebatas hari ini, tapi kita masih punya hari esok, peluang dimana kita bisa wujudin mimpi-mimpi kita.

Keluarga adalah alasan pertama kenapa aku harus terus bangkit dan mengejar apa yang dinamakan cita-cita.

Broken home is a gift.
Adalah hadiah terindah saat aku dilahirkan ke dunia
Hadiah terindah dimana aku adalah pelengkap yang akan menyempurnakan semua
Hadiah terindah dimana aku juga yang menjadi pemicunya
Hadiah terindah dimana aku belum tau arti “sempurna” itu sendiri

Dari sebuah keluarga. Yaa..
Aku bukan terlahir dari keluarga sempurna.
Sosok yang menjadi arti sempurna seperti gambarku sewaktu kecil dulu.

Banyak hal pahit yang harus aku alami. Terlebih ketika aku harus mendengarkan cemoohan orang-orang tentang keluargaku. Hubungan yang tidak pernah stabil antara ayahku dan ibuku, apalah namanya itu.

Dari sini aku sadar bahwa hidup akan terus berjalan. Separah apapun kondisimu. Hidup akan tetap berjalan meskipun kamu diam. Hidup akan tetap berjalan segalau apapun keadaanmu. Dan karna hidup akan tetap berjalan, maka selesaikanlah hidupmu.

Dari sini aku juga belajar jika dulu hidupku berantakan, tentu tidak dengan masa depanku. Perceraian atau perpisahan bukanlah akhir tapi adalah sebuah awal kemandirian hidup. Jika hidup ini keras, janganlah berdoa agar hidup ini mudah tapi berdoalah agar kita sanggup mnjalani hidup itu.

Dari sinilah yang selalu menjadi penyemangat dalam kesungguhanku menggapai mimpi, terus menanamkan sugesti bahwa kesuksesan takan mampu aku genggam tanpa kesungguhan.

Karena Allah mencintaiku lebih dari yang lain, Allah menginginkan aku tumbuh menjadi pribadi yang tangguh yang senantiasa dekat denganNya.

Terimakasih kepada sosok seorang Ibunda, yang telah menemani episode-episode hidupku mulai dari tak bisa apa-apa sampai sekarang ini.
Juga kepada kakak yang telah mendidikku dan mengajarkanku bagaimana menghadapi kerasnya hidup ini.
Serta sosok seorang Ayah. Terimakasih, karena darimu aku bisa hidup menjadi lebih mandiri, tidak untuk tergantung pada Ibu, atau kakak. Darimu juga aku bisa lebih mandiri dan belajar tidak tergantung pada sebuah keadaan.

Terimakasih, Allah !!!

Jumat, 27 Maret 2015

KUNCI PENTING MERAIH POSITIVE LIVE



1.    Percaya Tuhan itu Ada
2.    Tidak Memaksakan Diri untuk jadi Konglomerat
3.    Jangan Pernah Selalu Menyalahkan Orang Lain, Selalu Koreksi Diri Sendiri
4.    Melakukan Segala Sesuatu dengan Penuh Ikhlas
5.    Selalu Menjaga Persahabatan
6.    Jadikan Tetangga sebagai Saudara Sendiri
7.    Menjadi Pelawak di rumah Sendiri
8.    Mengakui & Menghargai Kelebihan Orang Lain
9.    Memberi Barang Sebatas Kemampuan
10.    Bangga & Mensyukuri Apa yang Sudah Dimiliki
11.    Percaya Hari Esok Akan Lebih Baik
12.    Jujur Pada Diri Sendiri
13.    Tidak Memaksakan Keinginan Terhadap Orang Lain
14.    Selalu Berpikir Positif Menilai Semua Masalah
15.    Berharap Mati dalam Keadaan Baik (Khusnul Khotimah)
16.    Bijaksana & Menggunakan Nurani dalam Menyelesaikan Persoalan
17.    Luangkan Waktu untuk Bercengkrama dengan Keluarga
18.    Melupakan Barang yang Sudah Terlanjur Hilang
19.    Sesekali Menikmati & Mendengar Suara Alam
20.    Mengunjungi Tempat Masa Kecil Bersama Keluarga
21.    Menyadari lalu Berusaha Menghilangkan Kebiasaan Buruk
22.    Weekend Bersama Keluarga
23.    Jangan Berpikir Esok Kaya atau Miskin, Pikirkan Apakah Esok Kita Berguna bagi Orang Lain
24.    Jangan Gunakan Jam Karet
25.    Tak Ada Kata Terlambat untuk Memulai Sesuatu
26.    Sempatkan Waktu untuk Menyegarkan Pikiran
27.    Tidak Terbelenggu Gengsi
28.    Manfaatkan Sebaik Mungkin Peluang
29.    Menjaga Penampilan
30.    Mencari Rizki dengan Cara yang Halal
31.    Jangan Takut Gagal

Tips untuk Menjadi Produktif


    Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan tidak sama dengaan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa menghasilkan apa-apa. Beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam memanajemen waktu agar bisa bekerja efektif:

1.    Menyusun Rencana

“If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya “Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”.
Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana. Susunlah rncana bisa di pagi hari atau hari sebelumnya, bisa dimulai dari catatan kecil atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberi sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.
Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.
2.    Fokus
Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss dengan mengiyakan semua permintaannya, tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjakan akan berkualitas bagus.
Focus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu bersamaan.
3.    Hindari Interupsi
Dua hal dalam dunia kerja yang sering menjadi sumber intrupsi adalah: telepon dan email.
Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari, tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya.

cita-cita bukan sekedar cerita


Mengingat cita-cita sewaktu kecil kala kita sudah dewasa itu sungguh menggelikan. Aku pernah punya cita-cita pengin jadi guru bahasa Jawa, karena emang suka sama aksara jawa, jadi polwan biar bisa ngelindungi ibu, jadi sutradara, fotografer, dan masih banyak lagi. Hal-hal seperti itulah yang sering kali ditanyain sama kakakku. Bahkan sampai sedewasa ini kakak masih saja mempertanyakan “Apa cita-citamu nanti?”
Simple aja, aku jawab pengin jadi “penulis”

Kenapa ??

Flashback masa lalu sedikit yaa.
Emmh.. aku mulai mengenal dunia tulis menulis ini sewaktu SMP. Sama seperti saat aku mulai jatuh cinta pertama kali.. hahaa

Waktu itu guru bahasa Indonesiaku mengenalkanku pada PUISI. Sebuah peluapan perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian. Lewat puisi kita bisa meluapkan perasaan kita hanya dengan sepatah dua patah kalimat saja.

Pas jadwalnya jam terakhir, guruku ini sering bikin kuis ke murid-muridnya. Ini contoh puisi asal-asalan yang masih keinget. Guruku minta dibuatin hanya dua kalimat saja untuk mengutarakan perasaan:
seperti gelandang
hilang ditengah kerumunan orang
dari situ bisa kita lihat betapa kesepiannya seorang penyair itu, meskipun sang penyair berada diantara orang-orang. Parahnya lagi sang penyair itu adalah aku. Kasihann …

Next. Tentang menjadi seorang “penulis”.

Aku sebenarnya tidak tahu pasti, bahkan kadang aku sebut ini kekonyolan belaka. Tapi pada sudut selanjutnya aku bukanlah seorang pembicara yang baik. Banyak hal yang tidak bisa aku ungkapkan. Banyak hal yang tidak bisa aku ceritakan. Dari situlah aku menemukan ekspresi baru untuk mengungkapkan segala sesuatunya agar tidak terlalu membebani di otakku.

Sewaktu mengobrol dengan kakaku, dia bicara lagi denganku, “Apa cita-citamu?”
“Penulis, mas?”

Aku tau jawaban ini terlalu sederhana buatmu, Mas. Biar aku berekspresi dengan diriku sendiri.
Hidupku dimulai waktu Ibu melambaikan tangan, waktu dia melepasku pergi dari rumah. Kadang hidup tak harus sampai tujuan yang diinginkan untuk terasa indah. Setidaknya aku berusaha mengejar apa yang aku cita-citakan. Jikapun nanti tulisanku belum juga terpampang di rak-rak toko buku, seengganya aku sudah merekam jejak perjalananku lewat tulisan. Yaa.. kelak aku akan menjadi seorang penulis. Sama seperti apa yang aku garis bawahi cita-citaku sewaktu kecil.

Sabtu, 14 Maret 2015

Manfaatkan Waktu Sebaik Mungkin


Seorang bijak pernah berkata, ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu kita khawatirkan.
Pertama, hari kemarin
Kita tak bisa mengubah apa pun yang  telah terjadi. Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang pernah kita rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat, lepaskan saja.
Kedua, hari esok
Hingga mentari esok terbit, kita tak tau apa yang akan terjadi. Kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Kita tak mungkin sedih atau ceria esok hari. Esok hari belum tiba, biarkan saja.
Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup, pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri kita untuk hari ini kita dapat mengerjakan lebih banyak hal untuk hari ini bila kita mampu memanfaatkannya hari kemarin dan mlepaskan ketakutan akan hari sok.
Hiduplah hari ini, karena masa lalu dan masa depan adalah permainan pemikiran yang rumit. Hiduplah apa adanya, karena yang ada hanyalah hari ini. Hari ini yang abadi.


Mengapa Perlu Memanfaatkan Waktu?
Banyak alasan yang perlu dipertimbangkan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak.
  • waktu adalah uang 
  • waktu tak akan kembali
Bagaimana memanfaatkan waktu?
  • buat daftar
  • ingat tujuan
  • menyisihkan waktu belajar
  • lihat kedepan
Pemanfaatan waktu  pada dasarnya adalah sebuah kebiasaan. Upaya mengelola waktu dengan bijak merupakan upaya membangun kebiasaan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak. Kuncinya adalah disiplin diri.
Sebagai tahap awal, coba Anda tuliskan dari jam ke jam apa saja yang biasa Anda lakukan, lalu identifikasi "kebocoran" waktu yang terjadi. Dari sini Anda bisa memulai dan memilih strategi pengelolaan waktu yang paling tepat untuk kondisi Anda.

Jumat, 13 Maret 2015

Moment Simple di Kota Semarang

Hari ini aku serasa jadi pemandu wisata. Yups.. aku nemenin
temenku jalan-jalan mengitari kota Semarang. Awalnya sii cuma mau ngebenerin laptop. Sampai sana muter-muter nyari tempatnya eeh palah tau-tau dah pindah. Giliran ditelusuri eh ternyata hari minggu dan hari besar tutup. Hmmz.. ga papa deh, ambil positifnya aja, kita jadi seminggu ini jalan bareng terus. Hadeeuuh
Setelah kita menyerah karena yang kita cari emang ga ada, akhirnya break sebentar. Berhubung ini sudah jadi jam makan siang kita kalau pas di pabrik, akhirnya kita nyari-nyari sesuatu buat ngilangin laper. Aah yaa !! makan siangpun bareng kamu lagi.. ckckk

Tahu gimbal jadi menu makan siang kita. Seperti yang sudah kalian tahu ini jadi kuliner khas kota Semarang. Belum ada yang tau pasti sejarah tahu gimbal. Menurut si penjual yang saya temui makanan ini berasal dari dua kata. Tahu, yang berarti makanan tahu, dan Gimbal itu sendiri terbentuk dari olahan udang yang digoreng lebar dengan adonan tepung cair menyerupai rempeyek jika tipis dan menyerupai bakwan jika tebal. Makanan ini terdiri dari tahu goreng, rajangan kol mentah, lontong, tauge, telur dan dicampur dengan bumbu kacang yang khas karena menggunakan petis udang. Dan ternyata satu porsi itu cukup banyak untuk orang seperti saya. Dan harganya yang lumayan ini cukup banyak mengundang orang awam untuk mencicipi makanan yang satu ini. Seporsinya di patoki sekitar Rp15.000.


Terus kita lanjut ke Lawang Sewu. Dan tarraaa… ternyata pas sudah sampai tujuan HP kita lowbet. Gini nih kalau emang ga di rencanain dengan matang-matang, jadi ga bisa ambil semua moment pas kita bareng.

Pasti sudah banyak yang tahu kan tentang wisata yang satu ini. Gedung tua yang terletak di bundaran Tugu Muda  ini dulunya merupakan kantor dari Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia.


 Masyarakat menyebut Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya jumlah pintu tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar,sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).


 Next. Sudah menjelang sore akhirnya kita melepas lelah sejenak menikmati udara ditengah padatnya gedung dan keramaian kota. Yups.. Tugu Muda menjadi ikon terakhir kita di season perjalanan kali ini.




Bahagia itu SIMPLE. Terlalu focus sama tujuan kadang ngebuat kita lupa bagaimana caranya menikmati perjalanan. So enjoy your life !!!


Rabu, 04 Maret 2015

Berfikir Positive dalam Mengelola Impian

Segala kebaikan
tak kan terhapus oleh kepahitan
kulapangkan resah jiwa
karna kupercaya kan berujung indah. . .

- PADI @Harmony -

Lirik lagu yang bagus. Setidaknya bisa jadi penyemangat disaat “down” meski pada dasarnya lagunya mendayu sendu.
Memang tak ada kisah yang bisa sempurna. Seperti yang selalu diimpikan, dan mimpi tak slalu jadi kenyataan. Terus faktanya apa ?
okkeh. . . .Sekarang kita berbicara bagaimana kita menaklukan mimpi.
Percayakah Anda tentang keajaiban yang Tuhan berikan lewat pikiran kita. Lalu kemudian pikiran-pikiran itu menyatu dengan darah. Dan terus mengalir seiring berdetaknya jantung. Yang kemudian disampaikannya kepada sebuah perasaan, dimana jiwa yang kan mengelolanya.
yaaa. . .setiap satu pemikiran positif akan membawa kita kedalam tindakan positif pula. Seperti pada kebodohan yang kita lakukan. Ambil saja hikmahnya. Berpikirlah positif, terus dan terus.

Tuhan. . .saya akan SUKSES
mama saya pasti akan bahagia melihat saya
dan kakak2 saya akan selalu tersenyumitu garis yang telah saya pilih,
Tuhan
aku selalu tersenyum seperti yang Kau ingin
dan aku tak pernah berhenti bersyukur entah pada situasi apapun itu
Tuhan, Kau selalu baik padaku
dan Engkau tahu kapan air mata ini harus mengalir

Coba simak catatan di bawah ini !

Antara pemimpi dan pengejar impian itu beda
  • Pemimpi, hanya membayangkan sesuatu, tidak punya kemauan untuk mewujudkannya. Hanya berangan-angan dan tidak berani mengambil keputusan. Cenderung ingin mencapai impiannya secara instan.
  • Pengejar impian. Bertindak nyata. Yakin dengan apa yang ia lakukan . Selalu bertanya pada dirinya sendiri, "Sebesar apakah kemauan yang ia miliki untuk meraih impian?"
 Lalu dimana posisi kita sekarang?

Coba isi kolom di bawah ini !

Cermin diri :
1. Impian Anda saat ini?
  •  
  •  
  •  
2. Berapa lama Anda berusaha mewujudkannya?
  •  
  •  
  •  
3. Langkah apa yang sudah Anda lakukan?
  •  
  •  
  •  

 Seberapa besarkah kemampuan Anda untuk berusaha mengejar apa yang Anda impikan?

 Percayalah pada kemampuan diri Anda. Berfikir dan tetaplah bertindak positif karena Tuhan pun tidak akan mengubah suatu kaumnya selama kaum itu tidak berusaha merubah dirinya sendiri.

    Selasa, 03 Maret 2015

    Menyambung Rambu Kehidupan di bawah Rambu Lalu Lintas


    Semarang. Siapa yang ga tau kota ini. Kota dengan sejuta keindahan alamnya, dan pesonanya di balik gedung-gedung tua yang bakal banyak kita temuin disini.
    Tapi sekarang aku ga lagi ngebahas soal wisata alam disini. Ada beberapa hal yang pengin aku ungkapin lewat blog ini.
    Kalian pasti pernah ke tugu muda, atau seengganya melewati daerah situ.
    Pesona lawang sewu? Atau menikmati indahnya air mancur di tengah ramainya lalu lintas jalan raya?
    Oohh bukan itu yang ku maksud.
    Ada satu titik sudut di kota ini yang ngebuat aku trenyuh. Okkeh. Apa alasannya? Mari simak catatan perjalanan saya ini.

    Di balik panasnya kota semarang ini, ternyata masih ada sebagian diantara kita yang rela berpanas-panas ria demi mencukupi kebutuhan hidup. Yaa.. kebutuhan yang ga seharusnya dengan cara seperti ini ia jalani.
    Oji. 5tahun. Anak yang menjual koran.

    Belakangan ini aku tau namanya, ya karena seringnya aku main dan pasti selalu liat bocah itu lalu lalang di jalan raya sambil menjajakan koran. Bayangkan saja bocah kecil ini harus mondar mandir kesana kemari demi ngejualin korannya, dan taruhannya itu yang jelas nyawanya. Seandainya ia berlari disaat lampu hijau itu nyala bisa saja kan truck menghampirinya, atau resiko yang paling kecil ia terserempet motor. Siapa yang bakal tanggung jawab?

    Aku sempat menggodanya, ku sodorkan uang 5rb dan ia pun menghampiriku. Dengan muka polos dan rasa malu ia mengambil uang dari tanganku. Seketika ku tanya, “Dimana ayah ibumu?” ,ia hanya geleng-geleng kepala.
    Lalu kutanya lagi, “Siapa yang menyuruhmu?” ,ia malah langsung lari dan kembali berlalu lalang menjual korannya.

    Saking penasarannya aku masih berdiri melihat kondisi seperti apa sebenarnya. Semakin lama dan akhirnya perlahan aku tau jawabannya. Ternyata memang gerak-geriknya sudah diawasi. Ada beberapa orang dewasa yang mengarahkan kemana ia harus berlari. Sesekali orang dewasa itu menghampirinya, memeriksa Koran apakah masih banyak atau mulai menipis.
    Tapi kenapa harus anak kecil seperti dia yang mereka jadikan sebagai umpan? Inikah sandiwara kebutuhan hidup manusia? Kenapa tidak mereka saja yang melakukannya? Haruskah menjadikan anak kecil sebagai umpan agar orang-orang sekitar yang melihat kejadian ini lebih iba?

    Seharusnya ia bebas bermain bola. Bukan disini
    Seharusnya ia bisa berlari bebas. Bukan disini
    Seharusnya ia bisa menikmati tidur siang. Bukan disini
    Seharusnya ia mengaji dan menimba ilmu. Bukan disini
    Seharusnya bukan disini tempat ia sekarang!!!

    Kamis, 26 Februari 2015

    Hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang penulis




     
    Pertama, jagalah stamina menulis dengan catatan harian! Sebaiknya dibiasakan menulis diary setiap hari. Saat sebelum berangkat aktivitas di pagi hari atau di malam hari setelah seharian bekerja. Jangan lupa sisipkan waktu walau sdikit untuk menulis. Jika malas menulis di buku harian biasa, kita bisa menulis di blog yang banyak tersedia secara gratis di internet.

    Kedua, bergaullah dengan penulis! Gaul dengan penjual minyak wangi, akan kecipratan minyak wangi. Gaul dengan pedagang akan bermental pedagang. Gaul dngan ustadz akan banyak tahu tentang agama. Gaul dengan aktivis akan terpengaruh dengan gaya-gaya aktivis. Begitu juga dengan penulis! Gaul dengan penulis akan memotivasi kita untuk menjadi penulis juga.

    Ketiga, rajin-rajinlah membaca tulisan orang lain! Dengan membaca tulisan orang lain kita akan tahu kaelebihan dan kekurangan tulisan orang. Kita bisa menilai tulisan berbobot dan mana yang tidak. Kita akan mendapatkan diksi yang kaya dari orang lain.

    Keempat, selalu berinovasi! Kreasikan model tulisan dengan gaya kita sendiri. Jangan terpaku dengan satu model tulisan. Berkreasilah, dan jangan puas dengan gaya tulisan yang telah kamu miliki.

    KONSEP YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PENULIS


    1.    CULTUREPenulis profesional dibentuk karena telah memiliki kultur atau budaya yang telah dibina dan dilakukan secara kontinu dan sejak lama.
    •    Mengelola waktu secara efektif dan efisien. Kultur mengelola waktu juga berkaitan dengan target  yang harus dicapai. Artinya, seberapa lama sebuah karya itu harus diselesaikan, apakah satu minggu, dua minggu atau satu bulan ?
    •    Kultur menghasilkan karya atau kebiasaan untuk menulis. Seorang penulis harus ada target kontinu untuk menghasilkan karya apapun. Entah nantinya karya tersebut akan ditawarkan ke penerbit atau tidak, entah itu nanti tulisannya dipublikasikan ke media atau sekedar mejeng di blog, atau sekedar menuangkan ide saja, yang penting adalah memiliki kultur unruk menulis, selalu menulis, dan setiap waktu selalu menulis.
    •    Kultur membaca. Hasil membaca disadari atau tidak, akan membimbing penulis berkaitan dengan gaya menulis, bagaimana menulis fakta, hingga kekayaan kosakata.

    2.    CONSISTENCY
    Dibutuhkan komitmen, kedisiplinan, dan niat yang kuat. Ini catatan penting buat para penulis dimana banyak beberapa factor yang melatarbelakangi seorang penulis tidak bisa menjaga konsistensinya. Salah satu factor penyebab yang paling mendasar buat para penulis itu adalah terlalu tingginya khayalan keinginan dibarengi dengan tidak siapnya menerima kegagalan. Oleh karna itu hendaknya penulis itu mampu menjaga konsistensi dirinya, konsistensi untuk tetap menghasilkan karya, konsistensi untuk tetap semangat menulis walau hasilnya di tolak, konsistensi belajar beragam-ragam jenis tulisan, hingga konsistensi menyelesaikan sebuah ide menjadi naskah.

    3.    CONCEPT
    Ada dua konsep yang harus dipilih bagi mereka yang ingin atau sedang belajar menjadi penulis. Apakah menulis itu merupakan pekerjaan atau hanya sekedar mengisi waktu luang?
    Jawaban masing-masing tentunya memiliki konsekuensi logis dan langsung membentuk pola kebiasaan seorang penulis ketika berhadsapan dengan calon naskahnya.
    Dua pilihan konsep diri tentang kepenulisan inilah yang sekarang berada ditangan Anda. Tentu konsekunsi logis memilih salah satu konsep itu jelas ada.juga hasil akhir atau yang didapat pun akan berbeda satu sama lain.

    4.    CREATIVITYKreativitas yang dimiliki oleh penulis tidak hanya sebatas mampu menghasilkan naskah yang bagus dan pengelolaan tema unik semata, melainkan juga kreativitas untuk menciptakan jaringan ke penerbit, melakukan promosi, menerapkan marketing cominication hingga melirik peluang naskah di berbagai penerbit.
    Berikut beberapa poin yang bisa dilakukan oleh seorang penulis :
    •    Rutin melakukan observasi di took buku
    •    Mendatangi pameran-pameran buku
    •    Mengikuti komunitas kpenulisan
    •    Menyiapkan naskah-naskah buku dari genre apapun
    •    Bertemu dengan dengan pemegang kunci keputusan, baik dipenerbit maupun redaksi media cetak

    5.    COMPETENCY-CREDIBILITYSetiap orang yang memutuskan untuk serius menekuni sebuah profesi, maka dituntut untuk memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan profesi tersebut, baik secara teeoritis, maupun praktis.
    Dalam konteks yang lebih jauh,kompetensi dan kredibilitas menyadarkan seorang penulis,baik pemula maupun yang sudah lama menggeluti profesi ini.

    6.    CLIENT FOCUS and CLIENT NETWORKINGHubungan pihak redaksi atau penerbit menjadi modal utama yang m,embantu proses naskah yang dihasilkan. Setidaknya kita bisa mengetahui bagaimana proses seleksi naskah, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menentukan lolos naskah, bagaimana jenis perjanjiannya, bagaimana system pembayaran naskah, bagaimana proses pembayarannya, dan lain sebagainya sehingga apa yang dikerjakan oleh kita bisa diukur.