Jumat, 26 Februari 2016

Mimpi

Mimpi…
Setiap orang pasti punya mimpi. Aku, kamu, mereka pasti punya tujuan dan mimpi masing-masing dalam hidup. Sayangnya tidak semua orang meyakini lalu kemudian meneruskan mimpi-mimpi tersebut. Kenapa? Mungkin mereka terlalu disibukan dengan kebutuhan. Yaa.. ini hanya sebatas pandangan saya saja. Mereka terlalu sibuk dengan kebutuhan hidupnya. Mereka mencari cara bagaimana melengkapi hidupnya agar bisa bersanding dan bahkan bersaing dalam lingkungannya. Sampai akhirnya mereka lupa, apa yang mereka cita-citakan, apa yang mereka mimpikan.
Kata cita-cita inilah yang paling sering kita dengar dan ditanyakan sewaktu kita sekolah dulu. Miris, semua hanya tinggal kata-kata. Setelah kita lulus, kemudian menanggalkan baju seragam sekolah kita, kita akan dihadapkan pada dunia luar. Dan pada kenyataannya manusialah yang sering dikendalikan oleh dunia. Semua terjadi karena apa yang kita tujukan berbanding terbalik dengan apa yang kita lakukan.
Menurut saya, kesalahan yang paling simple adalah melewatkan apa yang menjadi dasar tujuan kita. Dan dasar sebuah tujuan adalah sebuah cita-cita atau juga mimpi. Perlu digaris bawahi bahwa cita-cita Anda, mimpi Anda tidaklah mesti diraih dengan meniti ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ketika Anda bercita-cita menjadi dokter namun karena dengan keadaan ekonomi Anda yang mungkin harus dibagi dengan saudara-saudara Anda, Anda tidak usah memaksakan diri melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Berilah perhatian lebih ketika orang tua Anda sakit, bantulah orang-orang disekitar Anda dengan kemampuan Anda. Percayalah sekecil apapun kebaikan yang Anda berikan kepada mereka, Allah akan membalasnya dengan memuliakan Anda, menyejahterakan Anda, dan untuk hal-hal baik pada kehidupan Anda.
Begitu juga ketika Anda bercita-cita menjadi guru, namun Anda tidak punya kemampuan untuk melanjutkan sekolah Anda, Anda bisa mengajarkan apa yang selama ini Anda dapat kepada orang-orang yang lebih rendah pendidikannya dari Anda.
Dari sini kita belajar sebuah posisi, pangkat, jabatan tidak mesti harus diraih dengan pendidikan formal yang lebih tinggi. Jika Anda punya keyakinan, maka percayalah terhadap Allah Yang Maha Esa, percayalah dengan janjiNya bahwa segala sesuatu aka nada balasannya, sekecil apapun kebaikan yang Anda bagi aka nada imbalannya.

Terimakasih telah membaca tulisan saya. Saya memang bukan penulis yang terkenal, tapi dari sini Anda mengenal saya. Dan sayapun akan melanjutkan mimpi saya, karena saya yakin dengan diri saya, kemampuan saya, dan saya punya tekad untuk mewujudkannya.

Sebuah arti PISAH

Pisah atau perpisahan hampir setiap orang akan mengalaminya. Ini bahkan menjadi momok terbesar gejolak hati antara situasi ataupun kondisi. Dan seringkali waktu yang disalahkan.

Banyak sisi positif atau bahkan negative yang disebabkan karena perpisahan itu sendiri. Ada diantara kita yang palah putus asa, bahkan sampai ingin mengakhiri hidupnya hanya karena sebuah perpisahan. Generasi macam apa ini? Bukankah kita berjalan untuk masing-masing tujuan. Atau memang mereka sudah tidak punya tujuan lain? Dimanakah kepribadian mereka, dimana letak iman yang mereka yakini bahwasanya kita hidup hanyalah semata-mata untuk menyembahNya dan hanya kepadaNya lah kita kembali? Dimana ajaran agama yang sudah mereka dapat? Dimana seharusnya mereka menempatkan sebuah hati?

Sama seperti kalian, ketika menghadapi sebuah perpisahan saya sendiri merasa sangat sakit. Sakit yang sangat luar biasa. Entah kenapa, ada beberapa waktu yang seolah tidak ingin aku lewati. Tapi sekali lagi, kita berjalan pada masing-masing arah. Akan ada saatnya dimana semua harus pergi.


Seharusnya dari sebuah perpisahan kita bisa mengambil makna bahwa kita hidup berdasarkan arah dan tujuan masing-masing. Hargailah sebuah keputusan, sebuah perpisahan, dan jangan pernah salahkan waktu. Selanjutnya berjuanglah untuk hidupmu. Kita tinggal di bumi yang sama, kita menginjak kaki sama-sama ditanah, dan kita beratapkan langit yang sama pula. Jadi jangan pernah takut terhadap perpisahan. Dan berjuanglah kembali untuk tahu hidup yang lebih berarti.

Sepenting apakah cita-citamu?

Disela-sela kesibukanku dalam bekerja aku sempat menanyakan kepada beberapa teman dekatku tentang apa si sebuah arti cita-cita buat kamu?

Cita-cita adalah sebuah pertanyaan yang sering kali ditanyakan sewaktu kita kecil dulu. Dari sini para orangtua atau guru mengenalkan kita pada salah satu bagian dari kehidupan kita. Dimana mulai terbentuklah sebuah tujuan hidup. Meski bukan satu-satunya tapi bagian ini agaknya cukuplah penting terutama untuk proses perkembangan anak. Mereka akan lebih terobsesi dan dengan ini diharapkan memacu pada hal-hal positif di dalam pembentukan karakter mereka sendiri.

Namun selang berganti waktu dan tumbuh menjadi besar mereka hampir lupa akan semua apa yang pernah mereka impikan atau cita-citakan. Hampir setiap orang yang kutanyai tidak terbesit sedikitpun bayangan mereka tentang sebuah cita-cita. Bahkan sebagiannya mereka lupa akan apa yang dicita-citakan. Ada juga yang sebagian menyatakan bingung mau di bawa kemana selanjutnya.

Buat aku sendiri cita-cita adalah sebuah motivasi hidup. Motivasi untuk membangun kita menuju tujuan yang terarah dan lebih jelas. Meski cita-cita bukan lah tujuan utama pada sisi kehidupan, namun agaknya bagian ini cukup penting juga terutama untuk proses pembentukan karakter pribadi yang lebih unggul. Tinggal kitanya yang menentukan akan sepenting apakah bagian itu di banding bagian yang lainnya?


Jadi cita-cita itu ya ngga mesti kita wujudin menjadi sesuatu yang mutlak. Karena pada dasarnya “Apa-apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah, dan apa-apa yang menurut kita tidak baik belum tentu tidak baik bagi Allah. Manusia tidak punya pengetahuan tentangnya. Tapi Allah maha tahu segalanya.”. Dan percayalah, seberapapun indahnya mimpi kita jauh lebih indah rencana Allah untuk kita. Meski begitu kita tidak boleh pesimis, karena semua hal baik yang kita kerjakan tidak akan sia-sia, dan karena Allah itu ngga pernah tidur.

So? Sampai mana cita-citamu bakal kamu wujudin?

To Live is a Great Adventure

Hidup itu petualangan besar.

 Seperti itu lah kata yang berhasil terkuak dari lembaran tulisan ini
.
Aku, bungsu dari 4bersaudara yang memiliki cita-cita menjadi penulis. Aku selalu berusaha menuliskan setiap kejadian menjadi sebuah episode-episode kecil yang kelak kan membawaku pada mimpi dan sebuah harapan yang nyata. Yang tidak sekedar hanya menjadi buku kusam yang berdebu, tapi ia akan bercerita pada semua orang, bahwa pemiliknya adalah sang petualang yang hebat.

Okkeh, jikapun mimpi ini terlalu tinggi, setidaknya ia bisa bercerita pada anak-anakku kelak tentang seperti apa sosok petualang di balik cerita ini.

Aku, menyebutku sebagai petualang yang hebat, bukan karena semata-mata aku sudah berhasil menaklukkan tingginya gunung, melewati derasnya ombak di laut, atau berkeliling dunia dengan kapal kayunya seperti di film-film itu. Aku tidak sehebat itu. Aku hanyalah manusia biasa, sosok perempuan yang hanya berusaha menjadi diri sendiri.

Yaa.. menjadi diri sendiri adalah hal terpenting buat hidup ini. Aku bebas melakukan apa yang aku mau, apa yang memang benar-benar aku bisa, dan aku bahkan tidak segan untuk mengatakan kalah atas dasar ketidakmampuanku. Aku selalu berusaha menjadi diri sendiri atas apa adanya aku. Aku berusaha meyakini diriku sendiri bahwa aku bisa lebih hebat. Keyakinanku terhadap diri sendiri 
adalah power untuk menaklukan kehidupan ini.

Permasalahannya bagaimana kamu bisa menyelesaikan sebuah masalah, beban, cobaan, hinaan atau hal-hal lainnya yang tidak menutup kemungkinan bisa menjatuhkan diri kamu sendiri?


Simple saja.

Jangan jadikan masalah menjadi sebuah masalah. Pada dasarnya kita hidup secara social, berkelompok, jadi tidak mungkin bila setiap episode tidak disertai dengan lika-liku kehidupan.

Selamat berpetualang !!!