Kamis, 30 April 2015

Hidup itu sederhana

segala kebaikan tak kan terhapus oleh kepahitan
kulapangkan resah jiwa
karna ku percaya kan berujung indah
..

Sebuah lirik lagu yang diambil dari band PADI.
Pasti kalian pernah denger kan?


Ada beberapa hal yang terlewati begitu saja di hidup ini tanpa berhasil kita maknai.


Mari simak catatan yang satu ini..


Saat bangun di pagi hari apakah yang kalian inginkan?
Tentu saja kita berharap agar urusan hari ini lancar, tidak ada masalah ataupun kendala yang bisa menghambat urusan kita. Intinya hari ini kita ingin bahagia!


Pertanyaanya bagaimanakah caranya?
Jika bahagia dan sedih adalah sebuah pilihan bisakah kita memilih selalu bahagia?
Jawabannya sederhana.


Tentu saja bisa.


Lalu bagaimana cara kita menyikapinya? Bukankah masalah setiap hari yang membuat hati kita gundah selalu ada?


Betul memang. Jika kita ingin bahagia namun menemukan hal-hal yang menyedihkan, ingatlah bahwa kesedihan yang Allah berikan kepada kita pasti ada hikmah di dalamnya.
Indah, bahagia, dan sederhana bukan sesuatu yang rumit. Seseorang menginginkan kebahagiaan resepnya cukup sederhana. Anggaplah hidup sebagai karunia. Karena Allah pun telah memberikan yang terbaik buat kita dengan karunia tersebut. Ia lebih tau tentang kita daripada kita sendiri. Seperti firman-Nya
    “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Menjadikan hidup indah dan bahagia itu cukup sederhana. Bersyukur ketika mendapat anugrah, bersabar saat mendapat musibah, dan jangan lupa berprasangka baik kepada-Nya. Karena Allah selalu memberikan yang terbaik buat kita asal kita memenuhi hak-Nya. Asal kita merasa bahwa yang di berikan kepada kita adalah yang terbaik. Insya Allah kebahagiaan akan menyelimuti kita meskipun musibah sedang menimpa kita.


Berani coba??

Sabtu, 18 April 2015

Bukan dari Apa-Apa

Keluarga.

Apa yang kalian pikirkan tentang sebuah arti dari kata “keluarga”

Dengan adanya sosok ayah, ibu, kakak atau adik yang mengelilingi kehidupanmu.

Seberapa berartikah mereka buatmu

Seberapa pentingkah mereka bagimu?

Pernahkah kamu berfikiran betapa beruntungnya kamu dilahirkan dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga seperti ini?

Dan,

Ketika kalian kecil, pernahkah kalian menggambar sosok sebuah keluarga?

Siapa sajakah yang bakal kalian gambar?

Sosok ayah, ibu, kakak, dan diri kita sendiri

Samakah?

Kalau iya, berarti masa kecil anda terselamatkan. Hahaa




Kenalin, aku bungsu dari 4bersaudara. Awal kepikiran buat nulis blog ini karena aku pengin kalian tahu bahwa hidup bukan sebatas hari ini, tapi kita masih punya hari esok, peluang dimana kita bisa wujudin mimpi-mimpi kita.

Keluarga adalah alasan pertama kenapa aku harus terus bangkit dan mengejar apa yang dinamakan cita-cita.

Broken home is a gift.
Adalah hadiah terindah saat aku dilahirkan ke dunia
Hadiah terindah dimana aku adalah pelengkap yang akan menyempurnakan semua
Hadiah terindah dimana aku juga yang menjadi pemicunya
Hadiah terindah dimana aku belum tau arti “sempurna” itu sendiri

Dari sebuah keluarga. Yaa..
Aku bukan terlahir dari keluarga sempurna.
Sosok yang menjadi arti sempurna seperti gambarku sewaktu kecil dulu.

Banyak hal pahit yang harus aku alami. Terlebih ketika aku harus mendengarkan cemoohan orang-orang tentang keluargaku. Hubungan yang tidak pernah stabil antara ayahku dan ibuku, apalah namanya itu.

Dari sini aku sadar bahwa hidup akan terus berjalan. Separah apapun kondisimu. Hidup akan tetap berjalan meskipun kamu diam. Hidup akan tetap berjalan segalau apapun keadaanmu. Dan karna hidup akan tetap berjalan, maka selesaikanlah hidupmu.

Dari sini aku juga belajar jika dulu hidupku berantakan, tentu tidak dengan masa depanku. Perceraian atau perpisahan bukanlah akhir tapi adalah sebuah awal kemandirian hidup. Jika hidup ini keras, janganlah berdoa agar hidup ini mudah tapi berdoalah agar kita sanggup mnjalani hidup itu.

Dari sinilah yang selalu menjadi penyemangat dalam kesungguhanku menggapai mimpi, terus menanamkan sugesti bahwa kesuksesan takan mampu aku genggam tanpa kesungguhan.

Karena Allah mencintaiku lebih dari yang lain, Allah menginginkan aku tumbuh menjadi pribadi yang tangguh yang senantiasa dekat denganNya.

Terimakasih kepada sosok seorang Ibunda, yang telah menemani episode-episode hidupku mulai dari tak bisa apa-apa sampai sekarang ini.
Juga kepada kakak yang telah mendidikku dan mengajarkanku bagaimana menghadapi kerasnya hidup ini.
Serta sosok seorang Ayah. Terimakasih, karena darimu aku bisa hidup menjadi lebih mandiri, tidak untuk tergantung pada Ibu, atau kakak. Darimu juga aku bisa lebih mandiri dan belajar tidak tergantung pada sebuah keadaan.

Terimakasih, Allah !!!